Potret masa kecil Soesalit Djojoadhiningrat, anak semata wayang RA Kartini, (13 september 1904).

Lihat Foto

Soesalit Djojoadhiningrat adalah anak semata wayang RA Kartini dari pernikahannya dengan Bupati Rembang, RM Adipati Ario Singgih Djojoadhiningrat, pada 12 November 1903.

Namun, Soesalit ditinggalkan sang ibu, RA Kartini, yang meninggal dunia empat hari setelah ia dilahirkan.

Sepeninggal RA Kartini, Soesalit dibesarkan oleh neneknya, Ngasirah.

Pada usia delapan tahun, Soesalit harus menjadi yatim piatu karena sang ayah, RM Adipati Singgih Djojoadhiningrat, meninggal dunia.

Pendidikan Soesalit Djojoadhiningrat

Setelah kehilangan kedua orangtua, Soesalit akhirnya diasuh oleh kakak tirinya, Abdulkarnen Djojoadhiningrat, yang mengambil alih tanggung jawab untuk mendidik dan mempersiapkan masa depannya.

Soesalit mengenyam pendidikan di ELS (Europe Lagere School) yang diperuntukkan bagi anak-anak Belanda dan keturunan bangsawan Jawa.

Setelah lulus pada tahun 1919, ia melanjutkan pendidikan ke HBS (Hogere Burger School) Semarang dan akhirnya menempuh pendidikan hukum di Rechthoogeschool Batavia.

Meski hanya setahun, Soesalit kemudian memutuskan meninggalkan sekolah tinggi tersebut dan mulai bekerja sebagai pegawai pamong praja di pemerintahan kolonial.

Peran di Militer dan Tudingan Terlibat Pemberontakan PKI Madiun

Pada masa penjajahan Jepang, Soesalit bergabung dengan tentara sukarela Pembela Tanah Air (PETA), sebuah langkah yang membawa dirinya lebih dekat dengan dunia militer.

Setelah Indonesia merdeka, ia bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat (BKR), yang kemudian menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Soesalit berperan aktif dalam mempertahankan kemerdekaan dan sempat menjabat sebagai Panglima Divisi Diponegoro.

Namun, hidup Soesalit tidak selalu berjalan mulus.

Pada 1948, ia terlibat dalam kontroversi besar yang melibatkan pemberontakan PKI di Madiun.

Meskipun tidak terbukti terlibat dalam peristiwa tersebut dan tidak melalui proses peradilan, Soesalit ditahan di rumah.

Ia akhirnya dibebaskan oleh Presiden Soekarno dan melanjutkan kariernya di dunia militer hingga akhirnya dipindahtugaskan menjadi perwira staf Angkatan Darat di Kementerian Pertahanan.