Paus Faransiskus masih menelepon paroki Gaza pada Senin (24/2/2025) karena mengkhawatirkan kondisi di sana meski masih mengalami kritis akibat pneumonia di rumah sakit sejak 14 Februari lalu.

Lihat Foto

Paus Fransiskus menyampaikan pesan mendalam tentang perdamaian dan toleransi, serta seruan gencatan senjata Gaza.

Pidato Paskah dibacakan oleh rekannya di Balkon Basilika Santo Petrus, Vatikan, itu, menjadi pesan terakhir Paus Fransiskus sebelum meninggal dunia pada Senin (21/4/2025).

Pesan tersebut disampaikan melalui pidato yang  Paus Fransiskus, yang selama 12 tahun memimpin Gereja Katolik, selalu menekankan pentingnya toleransi dan rasa hormat terhadap perbedaan.

Apa Isi Pesan Paus Fransiskus tentang Gaza?

Dalam pidatonya, Paus Fransiskus menyuarakan keprihatinan terhadap konflik yang terus berlanjut di Gaza, serta meningkatnya kekhawatiran terkait anti-semitisme di seluruh dunia.

“Konflik yang mengerikan terus menyebabkan kematian dan kehancuran serta menciptakan situasi kemanusiaan yang dramatis dan menyedihkan,” kata Paus.

Paus juga menekankan bahwa perdamaian tidak akan tercapai tanpa kebebasan beragama, kebebasan berpikir, kebebasan berekspresi, dan rasa hormat terhadap pandangan orang lain.

“Tidak akan ada perdamaian tanpa kebebasan beragama, kebebasan berpikir, kebebasan berekspresi, dan rasa hormat terhadap pandangan orang lain,” tegas Paus Fransiskus.

Demi mengakhiri konflik dan menciptakan kedamaian di Timur Tengah, Paus menyerukan gencatan senjata Gaza.

“Saya sekali lagi mengajak untuk menghentikan tembakan di Jalur Gaza, untuk pembebasan sandera… dan untuk akses ke bantuan kemanusiaan,” ujar Paus dalam pidatonya.

Warisan Paus Fransiskus soal Toleransi

Paus Fransiskus selalu berfokus pada tema toleransi dan penghormatan terhadap keberagaman, tema yang menjadi semakin relevan di tengah banyaknya konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk di Sudan, Yaman, dan Ukraina.

Ia menyerukan agar dunia dapat menghidupkan kembali rasa percaya kepada sesama, terlepas dari perbedaan yang ada.

“Saya ingin kita semua untuk kembali berharap dan menghidupkan kembali kepercayaan kita kepada orang lain, termasuk mereka yang berbeda dari kita,” ujarnya.

Paus Fransiskus juga menyoroti pentingnya menghargai martabat manusia.

Ia mengingatkan bahwa ketakutan hanya akan mengarah pada isolasi, sementara serangan terhadap warga sipil yang tidak berdaya, termasuk serangan terhadap sekolah, rumah sakit, dan pekerja kemanusiaan, harus dihentikan.

Melalui pesan tersebut, Paus mengingatkan umat Katolik dan dunia akan pentingnya melindungi martabat manusia dalam setiap tindakan.